Senin, 15 Februari 2016

Tennis Indoor Salatiga

- 0 komentar
Payung teduh saat perfom di tennis indoor Salatiga

Salah satu persiapan band metal indi si tennis indoor Salatiga 

[Continue reading...]

Stadion Kridanggo Salatiga

- 0 komentar

[Continue reading...]

Minggu, 14 Februari 2016

Pasar raya 1 Salatiga

- 0 komentar

[Continue reading...]

Pasar Raya II Salatiga

- 0 komentar
Pasar Raya II Salatiga adalah salah satu pasar tradisional terbesar di kawasan kota Salatiga Raya dan sudah ada sejak zaman dahulu maupun zaman Belanda berada di jalan Jendral Sudirman. Sebelum berubah nama menjadi Pasar Raya II, dahulu bernama Pasar Berdikari yang terdiri dari 2 lantai sekaligus sebagai terminal bus dan angkutan kota serta desa. Terminal Kota Salatiga berada di Jalan Jendral Sudirman ini cukup lama, yakni selama 31 tahun,[1].

Namun pada tahun 1995, Pasar Berdikari Salatiga mulai di renovasi dan dibangun total menjadi gedung berlantai 6 dan merupakan bangunan komersial megah dan tinggi pertama di kota Salatiga pada zaman itu. Pasar Berdikari dibangun atas kerjasama pemkot Salatiga yang pada saat itu dijabat walikota Drs. Indro Suparno dengan PT. Matahari Mas Sejahtera Solo selaku investor dan pengelola gedung Matahari Department Store Pasar Singosaren Solo.

Rencana akan dimanfaatkan sebagai kawasan Sudirman Grand Mal yang dikelola oleh Matahari Department Store. Dibuka untuk umum pada tahun 1998, namun tidak berselang lama, pembangunan gedung yang tersisa 90% tidak dilanjutkan karena terjadi krisis moneter tahun 1998.



[Continue reading...]

Rabu, 25 Maret 2015

Geografi

- 0 komentar
Salatiga terletak di ketinggian 750-850 mdpl, dan terletak di lereng timur Gunung Merbabu yang membuat daerah Salatiga menjadi lebih sejuk. Pemandangan Gunung Merbabu, Gunung Ungaran, Gunung Telomoyo, dan Rawa Pening yang indah membuat Salatiga menjadi daerah yang indah dan spektakuler. Seluruh Wilayah Salatiga dibatasi oleh Kabupaten Semarang, antara lain di bagian utara berbatasan dengan Kecamatan Tuntang dan Kecamatan Pabelan, di bagian selatan berbatasan dengan Kecamatan Tengaran, di bagian barat berbatasan dengan Kecamatan Tuntang dan Kecamatan Getasan, di bagian timur berbatasan dengan Kecamatan Tengaran dan Kecamatan Pabelan.

[Continue reading...]

Prasasti Plumpungan Salatiga

- 0 komentar
Berkas:Plumpungan inscription.jpg


Prasasti Plumpungan (juga disebut Prasasti Hampran) adalah prasasti yang tertulis dalam batu besar berjenis andesit berukuran panjang 170 cm, lebar 160 cm dengan garis lingkar 5 meter. Prasasti ini ditemukan di Dukuh Plumpungan, Desa Kauman Kidul, Kecamatan Sidorejo, berangka tahun 750 Masehi. Prasasti ini dipercaya sebagai asal mula kota Salatiga.

Isi Prasasti Plumpungan ditulis dalam Bahasa Jawa Kuno dan bahasa Sanskerta. Tulisannya ditatah dalam petak persegi empat bergaris ganda yang menjorok ke dalam dan keluar pada setiap sudutnya.

Dengan demikian, pemberian tanah perdikan (daerah bebas pajak) merupakan peristiwa yang sangat istimewa dan langka, karena hanya diberikan kepada desa-desa yang benar-benar berjasa kepada raja. Untuk mengabadikan peristiwa itu maka raja menulis dalam Prasasti Plumpungan Srir Astu Swasti Prajabhyah, yang artinya: "Semoga Bahagia, Selamatlah Rakyat Sekalian". Ditulis pada hari Jumat, tanggal 24 Juli tahun 750 Masehi.

Perdikan artinya suatu daerah dalam wilayah kerajaan tertentu. Daerah ini dibebaskan dari segala kewajiban pajak atau upeti karena daerah tersebut memiliki kekhususan tertentu, daerah tersebut harus digunakan sesuai dengan kekhususan yang dimiliki. Wilayah perdikan diberikan oleh Raja Bhanu meliputi Salatiga dan sekitarnya.

Menurut sejarahnya, di dalam Prasasti Plumpungan berisi ketetapan hukum, yaitu suatu ketetapan status tanah perdikan atau swantantra bagi Desa Hampra. Pada zamannya, penetapan ketentuan Prasasti Plumpungan ini merupakan peristiwa yang sangat penting, khususnya bagi masyarakat di daerah Hampra. Penetapan prasasti merupakan titik tolak berdirinya daerah Hampra secara resmi sebagai daerah perdikan atau swantantra. Desa Hampra tempat prasasti itu berada, kini masuk wilayah administrasi Kota Salatiga. Dengan demikian daerah Hampra yang diberi status sebagai daerah perdikan yang bebas pajak pada zaman pembuatan prasasti itu adalah daerah Salatiga sekarang ini.

Konon, para pakar telah memastikan bahwa penulisan Prasasti Plumpungan dilakukan oleh seorang citralekha (penulis) disertai para pendeta (resi). Raja Bhanu yang disebut-sebut dalam prasasti tersebut adalah seorang raja besar pada zamannya yang banyak memperhatikan nasib rakyatnya.
[Continue reading...]

Senin, 23 Maret 2015

Kota Salatiga

- 0 komentar
Berkas:Salatiga.JPG
"Pasar Raya Salatiga"


Salatiga adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Tengah. Kota ini berbatasan sepenuhnya dengan Kabupaten Semarang. Salatiga terletak 49 km sebelah selatan Kota Semarang atau 52 km sebelah utaraKota Surakarta, dan berada di jalan negara yang menghubungan Semarang-Surakarta. Salatiga terdiri atas 4 kecamatan, yakni Argomulyo, Tingkir, Sidomukti, dan Sidorejo. Kota ini berada di lereng timur Gunung Merbabu, sehingga membuat kota ini berudara cukup sejuk. Mulai tahun 2014 direncanakan pemekaran wilayah di dalam kota Salatiga segera terwujud, yaitu membagi kelurahan Kutowinangun menjadi 2 wilayah sehingga menjadi kelurahan Kutowinangun Lor (utara) dan Kelurahan Kutowinangun Kidul (selatan) mengingat wilayah yang luas dan jumlah penduduk yang padat serta permintaan dari warga sebagai latar belakang pemekaran wilayah dan sudah diajukan kepada pemerintah negara Republik Indonesia. Dari letak administratif yang ada menjadikan kota Salatiga menduduki peringkat luas wilayah ke-18 kotamadya terkecil di Indonesia.




[Continue reading...]
 
Copyright © . Travel salatiga - Posts · Comments
Theme Template by dumzzz · Powered by Blogger